BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Hidrologi
adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredaran dan
agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk
hubungannya dengan mahluk-mahluk hidup (International glossary of Hidrologi,
1974). Karena perkembangannya yang begitu cepat, hidrologi telah menjadi
dasar dari pengelolaan sumberdaya-sumberdaya air rumah tangga yang merupakan
pengembangan, agihan dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya air secara
terencana. Banyak proyek di dunia (rekayasa air, irigasi, pengendalian
banjir, drainase, tenaga air dan lain-lain) dilakukan dengan terlebih dahulu
mengadakan survey kondisi-kondisi hidrologi yang cukup.
Salah satu planet dalam tata surya yang mempunyai
kandungan air yang cukup banyak adalah bumi. Lapisan air yang menyelimuti bumi
disebut hidrosfer. Hidrosfer merupkan lapisan yang terdapat dibagian luar bumi
terdiri ata air laut, sungai, danau, air dalam tanah, dan resapan-respan.
Presentase air paling banyak terdapat dilautan, yakni sekitar 97,5%, dalam
bentuk es 75%, dan dalam bentuk uap di udara sekitar 0,001%.
Air merupakan salah satu unsur yang vital dalam
kehidupan. Air dapat ditemukan disemua tempat dipermukaan bumi ini. Air
merupakan sumber daya abiotik yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Hampir semua kegiatan hidup manusia bersinggungan
langsung dengan air. Misalnya, air digunakan untuk keperluan minum, memasak, mencuci,
dan lain-lain. Dari contoh-contoh itu bisa kita jadikan titik tolak untuk
menyimpulkan seberapa penting peran air bagi kehidupan yang ada dibumi.
Namun pada kenyataannya, dewasa ini penggunaan air
terus meningkat. Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan
penggunaan air juga turut meningkat. Akibatnya, kelangkaan air bersih pun
terjadi. Apalagi disaat musim kemarau seperti sekarang ini, banyak sekali
deretan orang yang mengantre untuk mendapatkan air bersih. Kelangkaan air
bersih ini merupakan salah satu masalah yang harus segera ditanggulangi.
Fenomena tersebut mendorong kami untuk menyusun makalah ini. Dengan harapan
para pembaca nantinya dapat mengerti bagaimana peran penting air bagi kehidupan
yang selanjutnya dapat menumbuhkan kesadaran untuk menjaga ketersediaan air
bersih bagi generasi mendatang.
B. Rumusan masalah
1.
Apa pengertian Hidrologi ?
2.
Bagaimana asal usul air di bumi ?
3.
Apa yang dimaksud dengan siklus hidrologi ?
C. Tujuan
Tujuan
dari pembahasan makalah ini adalah:
Mengkaji
permasalahan-permasalahan tentang hidrologi serta membahas permasalahan
tersebut secara lebih mendalam lagi.
BAB II
LANDASAR TEORI
1.
DEFINISI
HIDROLOGI
Hidrologi
adalah ilmu tentang seluk beluk air di bumi, kejadiannya, peredarannya dan
distribusinya, sifat alam dan kimianya, serta reaksinya terhadap lingkungan dan
hubungan dengan kehidupan" (Federal Council for Science and Technology,
USA, 1959 dalam Varshney, Varshney, 1977).
Lebih jauh
Ray K. Linsley dalam Yandi Hermawan (1986), menyatakan pula bahwa:"
Hidrologi ialah ilmu yang membicarakan tentang air yang ada di bumi, yaitu
mengenai kejadian, perputaran dan pembagiannya, sifat fisika dan kimia, serta reaksinya
terhadap lingkungan termasuk hubungannya dengan kehidupan".
Singh, 1992
menyatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang membahas karakteristik menurut
waktu dan ruang tentang kuantitas dan kualitas air bumi, termasuk di dalamnya
proses hidrologi, pergerakan, penyebaran, sirkulasi tampungan, eksplorasi,
pengembangan dan manajement.
Menurut
Marta dan Adidarma (1983), bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik di atas maupun dibawah
permukaan bumi, tentang sifat kimia dan fisika air serta reaksinya terhadap
lingkungan dan hubunganya dengan kehidupan. Kebearadaan air dalam kehidupan
merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting, sebab semua mahkluk hidup di
bumi membutuhkan air sebagai salah satu sumber kehidupan.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang air, baik di atmosfer, di bumi, dan di dalam bumi, tentang
perputarannya, kejadiannya, distribusinya serta pengaruhnya terhadap kehidupan
yang ada di alam ini.
BAB
III
PEMBAHASAN
1.
Hidrologi
Hidrologi
mempelajari siklus air di alam raya. Siklus hidrologi atau siklus air
meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan menjadi
hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan tanah,
lalu berkumpul di danau atau laut, menguap lagi dan seterusnya (Asdak, 1995).
Tanah
mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah
menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan
tanah. Besarnya jumlah aliran permukaan dan jumlah air yang dapat masuk
ke dalam tanah akan menentukan jumlah air yang bermanfaat bagi manusia ataupun
menentukan fluktuasi debit air di sungai yang terdapat pada suatu daerah penampungan
(Pairunan A, dkk, 1997).
Air yang
masuk ke dalam tanah sebahagian dimanfaatkan tanaman untuk membentuk bahan
organik dalam proses fotosintesa, sebagian diluapkan melalui proses
transpirasi. Air yang masuk dalam tanah dapat tertahan dalam tanah
sebelum diserap oleh tanaman, atau bergerak ke atas melalui pipa kapiler
kemudian menguap dari permukaan tanah, dapat juga terus bergerak sebagai air
perkolasi yang tidak dapat dimanfaatkan tanaman, (Pairunan A, dkk, 1985).
Pergerakan
air di bumi yang merupakan suatu sistem yang tertutup, yang berarti pergerakan
air pada sistem tersebut selalu tetap berada pada sistemnya. Energi panas
matahari dan faktor-faktor iklim lainnya menyebabkan terjadinya proses
evaporasi pada permukaan vegetasi dan tanah, di laut dan badan-badan air
lainnya. Uap air sebagai hasil proses evaporasi akan terbawa oleh angina
melintasi daratan yang bergunung maupun pada daerah datar dan apabila keadaan
atmosfer memungkinkan sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan
turun sebagai air hujan (Hakim,dkk, 1986 ).
Air
diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan zat-zat terlarut
lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses fotosintesis,
darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan dan menjadi dewasa. Sebagian
besar air digunakan dalam proses transpirasi. Apabila air hilang ke dalam
atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang diserap tanaman dari tanah,
maka air akan hilang dari sel-sel tanaman sehingga sel tanaman kehilangan
tegangan turgor dan akhirnya tanaman menjadi layu.setiap gejala kelayuan pada
tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa pertumbuhan tanaman akan terhenti.
Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan turgor yang memungkinkan sel-sel baru
terbentuk (Asdak,, 1995).
2.
Cabang –
cabang Hidrologi
a.
Limnologi
Limnologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air yang terdapat pada suatu depresi
yang tergenang pada suatu cekungan,.
Limnologi
berasal dari bahasa yunani “limne” artinya genangan air yang berarti bias
kolam, rawa, atau danau. Linologi mempelajari tentang sistem perairan.
Didalamnya ternasuk danau dan kolam air tawar, danau, dan kolam air asin, rawa,
sungai (rivers) dan aliran dan cucuran air (treams).
(Musa, 2006)
Limnologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal tentang perairan daratan yang
mencakup factor-faktor abiotik serta interaksi yang terjadi di antarnya.
Perairan daratan adalah suatu badan air yang ada di daratan atau yang masih
berhubungan dengan daratan, termasuk danau, waduk, rawa, suatu atau estuari. (
Akdinbemfapri. 2009).
b.
Potamologi
Potamogi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air yang terdapat di atas permukaan
tanah dan merupakan air yang mengalir, selain itu
Potamologi
adalah bagian dari ilmu hidrologi yang khusus mempelajari tentang aliran
permukaan (runoff). Kajiannya ditekankan pada proses runoff, faktor-faktor
yang mempengaruhi runoff, distribusi runoff menurut ruang dan waktu,
pengukuran runoff dan analisis data runoff untuk mengembangkan teori
tentang runoff baik untuk pengembangan ilmunya maupun untuk menyelesaikan
masalah praktis seperti masalah banjir dan penyediaan air sungai.
c.
Oceanografi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari morfologi,topografi,biologi laut dan lautan.
d.
Kriologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang es dan salju,
e.
Hidrometeorologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang poblematika Hidrologi yang berkaitan dengan meteorologi,
f.
Geohidrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang terdapatnya gerakan air di bawah permukaan tanah.
g.
Hidrometri = pengukuran air didalam/di luar
Teori
pengukuran debit
Debit aliran
(Q) diperoleh dengan mengalikan luas tampang aliran (A) dan kecepatan aliran
(V). luas tampang aliran diperoleh dengan mengukur elevasi permukaan air dan
dasar sungai. Kecepatan aliran diukur dengan menggunakan alat ukur kecepatan
seperti current meter, pelampung atau peralatan lain.
3.
Asal –usul
Air di bumi
Asal usul
air di Bumi, atau alasan mengapa ada lebih banyak air di Bumi
daripada di planet lain di Tata Surya, masih belum dipastikan. Ada beberapa
teori yang telah diajukan untuk menjelaskan bagaimana samudra di Bumi
terbentuk:
a.
Pendinginan Bumi purba hingga ke titik ketika komponen
volatil yang terlepas ke atmosfer mencapai tekanan tertentu yang memungkinkan
penstabilan dan pemertahanan air.
b.
Komet, objek trans-Neptunus, atau meteorit
(protoplanet) yang kaya akan air menubruk Bumi. Pengukuran rasio isotop
hidrogen deuterium dan protium menunjukkan peran asteroid karena kemiripannya
dengan persentase ketidakmurnian dalam kondrit yang kaya akan karbon di samudra
Bumi, sementara pengukuran terhadap konsentrasi isotop di komet dan objek
trans-Neptunus tidak terlalu mirip dengan yang di Bumi.
c.
Secara biokimia melalui mineralisasi dan fotosintesis
d.
Perembesan air yang disimpan di mineral hidrat di
bebatuan Bumi secara perlahan.
e.
Fotolisis: radiasi dapat mengurai ikatan kimia di
permukaan.
Keberadaan
air di muka bumi bukan terjadi secara instan, melainkan memerlukan proses yang
cukup lama. Karena banyak ilmuan yang yakin bahwa bumi pada awalnya adalah
tandus dan kering. Sekitar 4,1 miliar tahun hingga 3,8 milyar tahun yang lalu,
merupakan periode di mana bumi dihujani komet, asteroid, dan protoplanet. Komet
dan asteroid yang tertutup lapisan es diperkirakan telah membawa air ke bumi yang
kemudian menjadi lautan dan samudra. Komet dan asteroid tersebut ketika
menabrak bumi itu ternyata pecah saat memasuki lapisan atmosfer bumi dan
kemudian menjadi partikel-partiklel uap air yang megambang di udara (awan),
kemudian turun sebagai hujan. Proses ini berlangsung lebih dari 3,8 milyar
tahun yang lalu.
Selain itu,
beberapa penelitian menunjukan adanya beberapa faktor penting yang
berkonstribusi dalam pembentukan samudra dan lautan yang menjadi asal usul
keberadaan air di bumi. Pertama adalah adanya peristiwa mendinginnya permukaan
bumi pada zaman purba hingga pada titik dimana komponen-komponen volatile yang
dilepaskan dalam bentuk gas tertahan di atmosfer yang memiliki tekanan yang
cukup untuk menstabilkan dan menyimpan air. Kedua adalah adanya kemungikan
objek-objek trans neptunus yang ikut menabrak bumi seperti peristiwa komet dan
asteroid di atas. Ketiga yaitu adanya proses biokimiawi melalui mineralisasi
dan fotosintesis. Dan yang keempat yaitu adanya proses bocornya bebatuan bumi
yang memiliki kandungan hydro-mineral.
Setelah air
terbentuk di permukaan bumi, lalu air tersebut mengalami siklus air yang
bertujuan untuk menyeimbangkan kuanitas air di beberapa wilayah di permukaan
bumi.
4.
Siklus
Hidrologi
Siklus hidrologi adalah prinsip dasar yang
paling utama dalam hidrologi. Siklus hidrologi ini digambarkan sebagai suatu
rangkaian yang rumit dari peredaran air dalam berbagai wujud (cair dan uap air)
pada permukaan, di bawah permukaan bumi dan di atmosfir, dimana hukum
kekentalan massa ditampilkan sebagai azas yang paling mendasar.
Siklus hidrologi merupakan rangkaian
peristiwa yang terjadi mulai dari air saat jatuh ke bumi hingga menguap keudara
hingga kemudian jatuh kembali kebumi. Siklusnya tidak berpangkal dan berakhir
dari laut ke atmosfir terus kepermukaan tanah dan kembali kelaut, dalam
pergerakannya untuk sementara air akan tertahan didanau, sungai, tanah, atau
air tanah dan dapat dimamfaatkan oleh manusia, kemudian kembali keatmosfir.
Siklus air, juga dikenal sebagai siklus
hidrologi atau siklus H2O, menggambarkan pergerakan air yang kontinu pada, di
atas dan di bawah permukaan bumi. Massa air di Bumi masih cukup konstan
sepanjang waktu tetapi pembagian air ke dalam waduk besar es, air tawar, air
asin dan air di atmosfer adalah variabel yang tergantung pada berbagai variabel
iklim. Air bergerak dari satu waduk yang lain, seperti dari sungai ke laut,
atau dari laut ke atmosfer, oleh proses pengupan (evaporation), pengembunan
(condensation),curah hujan (precipitation), resapan (infiltration), aliran
permukaan (runoff), dan aliran bawah permukaan (subsurface flow).
Dengan demikian,
air terjadi melalui fase yang
berbeda: cair, padat (es),
dan gas (uap).
Siklus
air melibatkan pertukaran energi, yang menyebabkan
terjadinya perubahan suhu. Misalnya,
ketika air menguap,
tidak memakan banyak energi dari sekitarnya dan mendinginkan lingkungan. Tetapi Ketika mengembun, ini melepaskan energi dan menghangatkan lingkungan. Pertukaran panas inilah yang mempengaruhi
iklim.
Tahap
evaporasi siklus menjernihkan
air yang kemudian mengisi ulang tanah dengan
air tawar. Aliran air cair dan es mengangkut
mineral di seluruh dunia. Hal ini juga membentuk kembali fitur geologi bumi,
melalui proses erosi
dan sedimentasi. Siklus air juga
penting untuk pemeliharaan ekosistem
di planet ini.
Matahari,
yang mendorong siklus air, memanaskan air di samudera dan laut. Air menguap menjadi uap air di udara. Es,
hujan dan salju dapat berubah secara langsung menjadi uap air.
Evapotranspirasi adalah air terjadi dari tanaman
dan menguap dari
tanah. Meningkatnya aliran udara
yang membawa uap sampai
ke atmosfir dan temperatur yang lebih
dingin akan menyebabkan itu mengembun
dan menjadi awan. Aliran udara yang menggerakan uap air di seluruh dunia, sehingga partikel awan bertabrakan,
tumbuh, dan jatuh
dari lapisan atmosfer bagian atas sebagai presipitasi.
Beberapa presipitasi jatuh sebagai salju atau hujan es, hujan es, dan
dapat terakumulasi sebagai es dan gletser, yang dapat menyimpan air beku untuk ribuan tahun. Kebanyakan air jatuh
kembali ke lautan atau ke tanah sebagai hujan,
dimana air mengalir
di atas tanah sebagai aliran (limpasan) permukaan. Sebagian aliran masuk
sungai di lembah dalam
lanskap, dengan debit sungai
air bergerak menuju lautan. Limpasan dan
air yang muncul dari
tanah (air tanah) dapat disimpan sebagai air
tawar di danau. Tidak semua limpasan mengalir
ke sungai, banyak yang meresap ke dalam tanah sebagai
infiltrasi. Sebagian air menyerap dalam ke dalam tanah dan mengisi ulang sumber
air, yang dapat menampung air
tawar untuk jangka waktu yang
lama. Sebagian resapan bisa berada dekat dengan permukaan tanah dan bisa merembes
kembali ke permukaan badan air (dan laut) sebagai debit air tanah. Sebagian
tanah memiliki celah
pada permukaan tanah, sehingga
air keluar sebagai mata air tawar. Pada lembah sungai dan
banjir dataran seringkali
ada pertukaran air secara kontinu
antara air permukaan dan air tanah di zona hyporheic.
Seiring waktu, air kembali ke laut, untuk
melanjutkan siklus air.
Unsur-unsur
utama dalam siklus hidrologi :
1. Presipitasi
Presipitasi
sering juga disebut sebagai hujan. presitipasi merupakan proses jatuhnya
butiran-butiran air dari awan ke permukaan bumi.
2. Canopy
interception
Curah
hujan yang dicegat oleh dedaunan tanaman, akhirnya menguap kembali ke atmosfer
daripada jatuh ke tanah.
Atau
iIntersepsi mengacu pada curah hujan yang tidak mencapai tanah, tetapi malah
dicegat oleh daun dan cabang tanaman dan lantai hutan. Hal ini terjadi di
kanopi (yaitu kanopi intersepsi), dan di lantai hutan atau serasah lapisan
(yaitu lantai intersepsi hutan). Karena penguapan, intersepsi air cair umumnya
menyebabkan hilangnya bahwa curah hujan untuk daerah aliran sungai, kecuali
untuk kondisi seperti kabut intersepsi.
3. Snowmelt
Aliran
permukaan yang dihasilkan oleh salju yang mencair.
Pencairan
salju adalah aliran permukaan yang dihasilkan dari salju yang mencair. Hal ini
juga dapat digunakan untuk menggambarkan periode atau musim di mana Aliran
permukaan tersebut diproduksi. Air yang dihasilkan oleh pencairan salju
merupakan bagian penting dari siklus air tahunan di berbagai belahan dunia,
dalam beberapa kasus berkontribusi fraksi tinggi limpasan tahunan DAS.
4. Runoff
(limpasan)
Run off
sering juga disebut sebagai aliran permukaan. run off merupakan aliran air
hujan yang mengalir di atas permukaan bumi, misalnya melalui sungai, selokan,
irigasi, dsb ke tempat yang lebih rendah hingga sampai ke laut, atau
digunakan untuk pertanian atau lainnya keperluan manusia.
5. Infiltration
Aliran air dari permukaan tanah menyerap ke dalam
tanah. Setelah diinfiltrasi, kelembaban air bertambah atau menjadi air tanah.
Menurut ilmu hidrologi, infiltrasi merupakan aliran air ke dalam tanah
melalui permukaan tanah. Didalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas
infiltrasi dan laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas
infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang ditentukan oleh jenis tanah
dimana terjadinya ilfiltrasi, sedangkan lajua infiltrasi adalah kecepatan
infiltrasi yang nilainya tergantung pada kondisi tanah dan kapasitas hujan.
Suatu tanah dalam kondisi kering memiliki daya serap yang tinggi sehingga laju
infiltrasi semakin besar, dan akan berkurang perlahan-lahan apabila tanah
tersebut jenuh terhadap air.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi yaitu kedalaman
genangan dan tebal lapisan jenuh, kelembaban tanah, pemampatan oleh hujan,
penyumbatan oleh butir halus, tanaman penutup, topografi, dan intensitas hujan.
·
Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh
Dapat
dipahami pada saat awal turunnya hujan, penyerapan air oleh tanah (laju
infiltrasi) terjadi dengan cepat. Sehingga semakin dalam genangan dan tebal
lapisan jenuh maka laju infiltrasi semakin berkurang.
·
Kelembaban tanah
Semakin
lembab kondisi suatu tanah, maka laju infiltrasi akan semakin berkurang karena
tanah tersebut semakin dekat dengan keadaan jenuh.
·
Pemampatan oleh hujan dan penyumbatan oleh butir halus
Pemampatan
tanah oleh hujan adalah keadaan turunnya hujan membuat tanah semakin padat.
Sehingga pori-pori tanah mengecil, dan menghambat laju infiltrasi. Butiran
halus yang terbentuk pada saat tanah kering juga menghambat laju infiltrasi
karena pada saat terjadinya hujan, butiran tersebut masuk kedalam tanah dan
memperkecil pori-pori tanah.
·
Tanaman penutup
Banyaknya
tanaman seperti rumput dan pohon-pohon besar yang terdapat pada daerah
terjadinya hujan dapat memperbesar laju infiltrasi. Karena biasanya pada tanah
seperti ini banyak terdapat tanah humus dan sarang serangga. Sehingga membantu
masuknya air kedalam tanah.
·
Topografi dan intensitas hujan
Topografi
adalah keadaan pemukaan/ kontur tanah, dan intensitas hujan adalah besarnya
hujan yang turun dalam satuan waktu. Apabila hujan yang turun besar dan
topografi tanah terjal, maka laju infiltrasi kecil. Karena topografi yang
terjal akan mengalirkan air dengan cepat sehingga waktu infiltrasi kurang.
Begitu juga sebaliknya, topografi yang landai bahkan datar dapat menghasilkan
ilfiltrasi lebih besar.
Kapasitas
infiltrasi dapat diukur dengan menggunakan infiltrometer dan analisis
hidrograf. Infiltrometer ini dibedakan menjadi dua macam yaitu infiltrometer
genangan dan simulator hujan (rainfall simulators)
6. Aliran bawah permukaan (Subsurface flow)
Aliran
air bawah tanah, di zona Nilai porositas merupakan cerminan dan daerah
tangkapan air. Air bawah permukaan dapat kembali ke permukaan (misalnya sebagai
mata air atau yang dipompa) dan pada akhirnya meresap ke dalam lautan. Air
kembali ke permukaan tanah pada ketinggian rendah dari tempat itu diinfiltrasi,
di bawah gaya gravitasi atau tekanan gravitasi induksi. Tanah cenderung
bergerak perlahan, dan diisi kembali perlahan-lahan, sehingga dapat tetap dalam
sumber air selama ribuan tahun.
7. Evaporasi
Evaporasi
adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan
vegetasi lainnnya oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk
berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan
air. Proses-proses fisika yang menyertai berlangsungnya perubahan bentuk
dari cair menjadi gas berlaku pada kedua proses evaporasi tersebut
diatas. Oleh karenanya, kondisi fisika yang mempengaruhi laju evaporasi
umum terjadi pada kedua proses alamiah tersebut. Faktor-faktor yang
berpengaruh antara lain cahaya matahari, suhu udara, dan kapasitas
kadar air dalam udara. Proses evaporasi yang disebutkan diatas tergantung
pada jumlah air yang tersedia
8. Transpirasi
Transpirasi
adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui pori-pori daun oleh
proses fisiologi. Daun dan cabang umumnya di balut lapisan mati yang
disebut kulit air (cuticle) yang kedap uap air. Sel-sel hidup daun dan
cabang terletak di bawah permukaan tanaman, dibelakang
pori-pori daun dan cabang. Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak
langsung ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya
pori-pori tersebut.
9. Evapotranspirasi
Penguapan
air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan penguapan eksternal.
Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah (evaporasi) dan terjadi pada
tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan internal terjadi dalam pori-pori
tanah
10. Sublimasi
Sublimasi merupakan perubahan wujud dari awan hujan menjadi awan es atau
salju. sublimasi hanya terjadi pada siklus hidrologi panjang
11. Deposisi
Hal ini mengacu pada perubahan uap air langsung ke es.
Hal ini mengacu pada perubahan uap air langsung ke es.
12. Adveksi
Gerakan air - dalam bentuk padat, cair, dan uap - melalui atmosfer. Tanpa
menghitung kecepatan, air yang menguap di atas lautan tidak bisa mengendap atas
tanah.
13. Kondensasi
Transformasi
uap air untuk tetesan air cair di udara, menciptakan awan dan kabut.
14. Perkolasi
Air mengalir
secara vertikal melalui tanah dan batuan di bawah pengaruh gravitasi lempeng
tektonik. Air memasuki mantel melalui subduksi dari kerak samudera. Air kembali
ke permukaan melalui vulkanisme.
Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek, siklus sedang
dan siklus panjang.
1. SIKLUS HIDROLOGI PENDEK
Siklus hidrologi pendek ini terjadi karena hanya melalui tiga dari sembilan
komponen proses sikuls hidrologi. Siklus hidrologi pendek ini pertama terjadi
proses evaporasi atau penguapan air dari laut, kemudian uap air tersebut
melakukan kondensasi berupa titik-titik air embun. Dari proses kondensasi, uap
air yang telah terkumpul banyak dalam awan mengalami presipitasi dengan
menurunkannya dalam bentuk hujan.
2. Siklus
hidrologi sedang
Laut => penguapan => H2O dalam
gas=>kondensasi=>awan=>hujan=>sungai=>laut
Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin
menuju ke daratan. Di daratan uap air membentuk awan yang akhirnya jatuh
sebagai hujan di atas daratan. Air hujan tersebut akan mengalir melalui
sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut.
3. Siklus hidrologi panjang
Pada siklus panjang, uap air yang berasal dari lautan
ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya pendinginan yang mencapai titik beku
pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang mengandung kristal es.
Awan tersebut menurunkan hujan es atau salju di pegunungan. Di permukaan bumi
es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke
lautan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredaran
dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya,
termasuk hubungannya dengan mahluk-mahluk hidup (International glossary of
Hidrologi, 1974). Karena perkembangannya yang begitu cepat, hidrologi telah
menjadi dasar dari pengelolaan sumberdaya-sumberdaya air rumah tangga yang
merupakan pengembangan, agihan dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya air secara
terencana. Banyak proyek di dunia (rekayasa air, irigasi, pengendalian
banjir, drainase, tenaga air dan lain-lain) dilakukan dengan terlebih dahulu
mengadakan survey kondisi-kondisi hidrologi yang cukup.
Siklus hidrologi adalah prinsip dasar
yang paling utama dalam hidrologi. Siklus hidrologi ini digambarkan sebagai
suatu rangkaian yang rumit dari peredaran air dalam berbagai wujud (cair dan
uap air) pada permukaan, di bawah permukaan bumi dan di atmosfir, dimana hukum
kekentalan massa ditampilkan sebagai azas yang paling mendasar.
Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
A. siklus pendek,
B. siklus sedang dan
C. siklus panjang.
B. Saran
Perlu ada
kesadaran dari dalam diri sendiri untuk melakukan penghematan air agar
ketersediaan air terjaga hingga masa yang akan datang.
DAFTAR ACUAN
http://en.wikipedia.org/wiki/Origin_of_water_on_Earth
http://www.bromotirta.com
http://ww2010.atmos.uiuc.edu/%28Gh%29/guides/mtr/hyd/smry.rxml
Tidak ada komentar:
Posting Komentar