gambar teknik 2


MAKALAH
MENGGAMBAR TEKNIK II
JENIS, FUNGSI DAN APLIKASI KEBUTUHAN UTILITAS BANGUNAN BENTANG TINGGI
Logo FaTek

DISUSUN OLEH :
AFRIYALDI
41511A0003
KELAS 3 A

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Berbagai bangunan yang megah yang dirancang oleh seorang arsitek itu tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa memperdulikan adanya kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk  menunjang tercapainya kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.
Utilitas merupakan suatu ilmu pengetahuan teknik arsitektur di samping ilmu-ilmu lain mengenai bangunan yang harus dipelajari oleh seorang arsitek dalam kooordinasi merancang bangunan.
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.
Dasar pertimbangan pemakaian sistem utilitas dan perlengkapan bangunan adalah  :
1.      Kemudahan dalam penggunaan dan pemeliharaan
2.      Kesederhanaan jaringan sistem
3.      Kecilnya faktor resiko crossing antar jaringan
4.      Keamanan terhadap pelaku aktifitas
5.      Keamanan terhadap lingkungan

1.2              Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan utilitas ?
2.      Bagaiman asistem utilitas dalam bangunan bentang tinggi ?
3.      Apa saja macam-macam utilitas dalam bangunan bentang tinggi ?

1.3           Tujuan
1.      Untukmengetahuipengertiandariutilitas.
2.      Untukmengetahuisistemutilitasdalambangunanbentangtinggi.
3.      Untukmengetahuimacam – macamutilitasdalambangunanbentangtinggi






DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Utilitas dan Lingkungan...................................................................................... 6
2.2 Utilitas Pembangunan......................................................................................... 6
2.2.1 Sistem Utilitas Supply Air Bersih.................................................................... 6
2.2.2 Perencanaan Pembuangan Air Kotor/ Air Bekas.............................................. 6
2.2.3 Perencanaan Transportasi dalam Bangunan..................................................... 8
2.2.4 Perencanaan Pencahayaan................................................................................ 9
2.2.5 Perencanaan Keamanan.................................................................................. 11
2.2.6  Sistem Utilitas Supply Air Bersih (Water Supply Sistem)............................... 11
2.2.7  Perencanaan Pengudara................................................................................. 13
2.2.8. Sistem Utilitas Telekomunikasi Gedung........................................................ 13
2.2.9 Sistem Utilitas Perawatan Kebersihan Gedung............................................. 14
2.2.10 Sistem Penangkal Petir................................................................................. 15


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 18



BAB II

PEMBAHASAN


2.1              Utilitas Dan Lingkungan
Dalam mempelajari utilitas bangunan beserta kelengkapannya ada 3 unsur pokok yang harus diperhatikan :
a.       Air
Kebutuhan air dalam lingkungan bangunan dan bangunan itu sendiri sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
b.      Matahari/Cahaya Matahari
Penggunaan energi cahaya matahari dalam system rancang bangunan sangat penting dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga penggunaan cahaya buatan yang membutuhkan energi tambahan dapat dikurangi.
c.       Udara/Angin
Dalam system perancangan bangunan factor udara sangat penting untuk kenyamanan dalam melaksanakan kegiatan kerja sehari-hari.
Dalam perancangan suatu bangunan perlu diperhatikan ketiga faktor diatas dalam hal penggunaan air yang hemat, persiapan tempat-tempat rembesan air, penggunaan cahaya alam dan aliran angin segar yang sebaik mungkin, serta pengurangan penggunaan cahaya dan aliran angin buatan. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka tercipta suatu lingkungan yang seimbang.

2.2              Utilitas Bangunan
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.
Dalam perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya.
Dengan memperhatikan serta mempelajari semua perancangan tersebut diatas maka diharapkan perancang atau seorang arsitek bangunan dapat memberikan hasil perancangan yang optimal mengenai sistem Utilitas Bangunan.
2.2.1        Perencanaan Plumbing dan Sanitasi
            System pemipaan plambing
Sistem pemipaan menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk mengalirkan air dan ketempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air yaitu system horizontal dan system Vertikal.
a.      Sistem Horizontal
Aadalah suatu system pemipaan yang banyak digunakan untuk mengalirka kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-rumah tinggal yang tidak bertingkat
Ada dua cara yang dipakai untuk system pemipaan horizontal yaitu sebagai berikut:
·         Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir
Keuntungan pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang lebih efesien, dan kerugiannnya adalah daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil daya pancarnya.
·         Pemipaan yang melingkar/membentuk ring
Pemipaan ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak, padahal kekuatan daya pancar air kesemua titik-titik akan menghasilkan air yang sama/

b.      Sestim Vertikal
Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan system vertical banyak digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat tinngi. Cara pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa mengalami pemadaman.
Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat-tempat yang memerlukan, dengan menggunakan system gravitasi/diturunkan secara lansung.


2.2.2        Perencanaan pembuangan air kotor/air bekas
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian pakain, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian lainnya.




a.      Air Limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air limmbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh lingkungan tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan.
Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic tank dengan volume 1 – 1,5 m3 dengan dibuat perembesan.
·         Air Limbah khusus
Air limbah khususdalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus , seperti restoran yang besar, pabrik industry kimia, bengkel, rummah sakit dan laboratorium.
·         Air hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau komplek perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang vertical dengan deameter 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan.
Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann m2. Sebagai standar ukuran pipa peambuangan dibuat table sebagai berikut:
Diameter
(inci)
Luasan Atap
(m2)
Volume
(liter/menit
3 (7,62 cm)
4(10,16 cm)
5(12,70 cm)
6(15,24 cm)
8
s.d.-180
385
698
1135
2445
255
547
990
1610
3470

Untuk mencari/menghitung jumlah dan besar pipa tegak untuk air hujan dapat dicari dengan cara sebagai berikut.


2.2.3        Perencanaan transportasi dalam bangunan
Sistem transportasi dalam hal ini merupakan sistem pengangkut untuk memuat manusia ke tingkat elevasi bangunan beritngkat.
a)      Sistem transportasi ini dapat berupa transportasi vertikal (Elevator/Lift)  sistem transportasi tangga berjalan (Eskalator). Dalam konstruksi gedung bertingkat maintanance terhadap instalasi transportasi ini perluh secara berkala diperhatikan agar memberikan tingkat kenyamanan dan keselamatan bagi penggunanya misalnya pengecekan mesin, rantai/slink dan sistem elektrikal pada elevator/lift dan begitu pula pada instalasi sistem transportasi eskalator.  

b)      Tangga
Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain.Tangga dapat bersifat permanen maupun non permanen.
Tangga permanen biasanya digunakan untuk menghubungkan:
·      Dua bidang horisontal pada bangunan
·      Lantai bangunan yang berbeda
Tangga jenis ini terdiri dari anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang sama. Tangga dapat berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U" , memutar atau merupakan dari kombinasinya. Komponen-komponen dari tangga antara lain adalah tinggi injakan(riser), lebar injakan/kedalaman (tread), bordes (landing), nosing, pegangan tangan (handrail) dan bidang pengaman (balustrade). Contoh dari penggunaan tangga ini misalnya seperti yang kita temui pada bangunan rumah tinggal atau perkantoran, "tangga monyet", dsb.
Tangga non permanen biasanya digunakan untuk mencapai bidang horisontal yang lebih tinggi, dan digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu sehingga bisa dipindahkan / disimpan. Contoh dari tangga jenis ini misalnya tangga lipat.


2.2.4        Perencanaan pencahayaan

a.       Matahari
Matahari adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang paling mudah didapat dan banyak manfaatnya. Oleh karena itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Apalagi Indonesia sebagai daerah trofis yang terletak digaris katulistiwa matahari memancarkan sinar sepanjang tahun.
Hasil gambar untuk sistem pencahayaan di gedungTujuan pemanfatan cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam bangunan  adalah sebagai berikut:
·         Menghemat energy dan biaya operasional bangunan
·         Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang
·         Menggunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai penerangan langsung maupun tidak langsung.

Hasil gambar untuk sistem pencahayaan di gedung

b.       Cahaya Buatan
Cahaya buatan dikelola atau diperoleh dari perusahaan  listrik adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menyelenggarakan dan menyiapkan suatu tenaga pembangkit listrik dengan system Pembangkit Listrik Tenga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Diluar negeri ataupun di Negara kita baru-baru ini mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

c.       Sistem Pencahayaan/Penerangan Buatan
Daya penerangan yang masuk dalam panel-panel pembagi (Sub Panel) dibagi dalam 2 bagian:
·         Pencahayaan/daya yang langsung: Pencahayaan yang berupa titik-titik lampu penerangan.Peletakan lampu penerangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan pencahayaan yang baik, memenuhi syarat yang diminta dan merata. Selain itu harus diatur posisinya terhadap letak-letak diffuser AC, sprinkler, fiere alarm, smoke detector, speaker dan lain-lain.
·         Daya yang tidak langsung daya ini digunakan untuk menghidupkan alat-alat tertentu seperti computer dan mesin ketik

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJsGMrmdlY8xBATo-ZHF5k34MYuJralGSCWp6m-Zt2olEW8SuwpZErJYZKtcAcPfx7lBVP9UZrGhsxFUDBTCbhjMVpf7YDgaxWv2kPsCRyJ8n0LlzinUjwngnl8EYAITwG02t-hiqd7fz9/s320/2.pngHasil gambar\




2.2.5        Perencanaan utilitas keamanan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtEp_6Qlu5e-koLaTbEaf3QgbnqEIGb4zAxr9GGcM5zI6h6MZN1wP_trsW8CE4kTOyc18ejHxOegp4FGzBJzxfcscROR08IawHLY2RL-5uztlpY9aUq62V95ajHIbVmCLmeJbLgjpnVhta/s320/q.pngSistem ini merupakan instalasi yang dibuat pada suatu gedung bertingkat guna memberikan rasa aman bagi pengguna gedung tersebut dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengurangi ancaman kriminalitas dan pencegahan terhadap bencana seperti kebakaran dll. Sistem ini dapat berupa instalasi pemasangan CCTV, hydrant, tabung pemadam, Smoke detektor, Exthinguiser, Cencor detector gate, door emergency dsb.










2.2.6        Sistem Utilitas Supply Air Bersih (Water Supply Sistem)
Seperti bangunan pada umumnya, bangunan gedung bertingkat yang bersifat vertikal secara struktur maupun jenis bangunan bentang lebar tentunya memerlukan sistem transportasi berupa supplai air bersih yang direncanakan dengan baik sejak  awal sehingga dapat mencukupi kebutuhan air di setiap lantainya, sistem supply air pada bangunan tinggi dimulai dari pengambilan air dari sumur maupun dari PDAM/meteran dan dilanjutkan dengan  pembuatan penampung air atau biasa disebut dengan Ground Water Tank (GWT) jika diletakkan pada dasar bangunan (Underground) atau tangki yang diletakkan di atas bangunan yaitu berupa penampungan yang berupa bak besar dengan ukuran volume yang disesuaikan dengan kebutuhan air pada gedung.
 Kemudian dilanjutkan dengan sistem pemompaan dengan mesin yang memiliki besar daya yang bervariasi sesuai kebutuhan debit pompa yang terdistibusikan melalui sistem perpipaan ke setiap lantai sesuai dengan desain pada titik-titik pengambilan air yang telah direncanakan dalam denah baik untuk keperluan WC misalnya shower, kran wastafel, jacuzzi, kolam renang,  kran air bersih, hydran, sprinkler, dsb. Untuk bangunan dengan interval ketinggian yang cukup tinggi biasanya dibuat sistem distribusi air dengan pola pemompaan dua sampai tiga kali sesuai kemampuan daya pompa yang direncanakan yang biasanya dilengkapi dengan sistem penampungan transisi pada daerah dilatasi tersebut, hal ini dikarenakan karena keterbatasan kemampuan pompa untuk menyupplai air pada elevasi gedung yang cukup tinggi sehingga membutuhkan daerah dilatasi/transisi untuk melakukan penampungan ke tingkat berikutnya.  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWXi3-TChVqlP1QECsUpDSu2eu8NI0f35hMHx2VeBMXtVUxJowLtjtjlKdQnm1fE6lKQNdILM9DitObUQAKVWXtdo1MRHkX0KITM812-AqBtxN_h-spHKPWuLUD29-SsBKpSgfHNMpzADr/s400/Xerxes-Fire-protection-water-tank.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3LSuQCa0sHaDW63I5U5KslWTEMHlDlNeHsO1BwJFAlMu6e5J2zBLPZP6kuL3L2KacaWJJX-XSbsSSuRVDh0fZ4-pio8Tn1laBrcVIKI4eP7foAvZ0PjlfvDyIVzBwyvdglsel1tt1RjKc/s320/is.12183.1.1987_013_01.jpg

2.2.7        Sistem Untilitas Pengudaraan
Sistem pengudaraan dalam hal ini berupa sistem pendingin ruangan berupa air conditioner (AC) yaitu berupa sistem utilitas pendingin ruangan yang dipasang di dalam ruangan tertutup dari suatu bangunan.
Jenis pendingin ruangan umumnya berfungsi untuk memberikan rasa kenyamanan dan kesejukan bagi orang yang berada di dalamnya. Selain sistem pendingin ruangan biasanya untuk bangunan bertingkat  seperti hotel, perkantoran dan apartemen juga dilengkapi dengan pengisap asap (Exhaust) bilamana terdapat kandungan asap akibat rokok maupun penyebab lainnya sehingga dapat menjaga sirkulasi udara dalam ruangan tetap stabil dan sehat. Namun sistem pendingin ruangan tidak hanya bergantung kepada AC saja melainkan dapat dengan melakukan perekayasaan arsiektur bangunan berupa bukaan ventilasi pengudaraan agar sirkulasi udara dapat dengan baik mengalir keluar masuk dalam sistem ruangan bangunan dan dapat pula menekan biaya operasional listrik/efisiensi biaya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxtF_zFZVbUGzN1Sns2339_wWXOa2v0mmkGrKKyuuO3VRPg45ukRKVowYGdGuUweANdlnF9FZQTloxnDvSF7qdPwHmKg6uyplCezoYSC7YEVB1ZlJsMlgaJbG-ot-QLlxPfM4alqzCPfmW/s320/159.jpg

2.2.8        Sistem Utilitas Telekomunikasi Gedung,
Sistem ini merupakan suatu perangkat instalasi yang berfungsi dalam memberikan kemudahan dalam mengakses informasi baik yang bersifat internal maupun global bagi para penggunanya dalam sistem gedung bertingkat, misalnya instalasi PABX telepon, jaringan WIFI internet, TV Cable, instalasi Fax, sound system/loud speaker dsb
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb_nCnFwCxvbXmOCQTLgWvV4RAlBlZRhbb1jmEvr7twwAZSU1SoaSZWm9x9IEmaqqVv-aJPXpG-i-oTsi06jT1H9cyiavTxr2TbIRX1bYuHJibzKHsPDPczls6bYV6KP1v1wMWa8GXIECv/s320/2.png



2.2.9        Sistem Utilitas Perawatan Kebersihan Gedung
khusus untuk gedung bertingkat perawatan terhadap kebersihan penampilan gedung memang perlu diperhatikan secara berkala melalui perawatan kebersihan gedung oleh pengelolahnya. Proses pembuatan instalasi kebersihan khusunya bagian permukaan gedung biasa disebut dengan gondola yaitu semacam perangkat crane/mesin derek yang memuat satu sampai dua orang yang tergantung dari atas gedung bertingkat dimana pekerja kebersihan dapat dengan leluasa mengatur elevasi gondola saat melakukan proses pembersihan di bagian permukaan gedung. Hal yang perlu diperhatikan dalam operasionalnya yaitu faktor keamanan bagi para pekerja yang sedang bertugas.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3UHteg3brYpAtx0m5b9sjeb8x9KQPBsF3Ie6Niz1aMlpAnZ9-igwYvs3WUMSSJ97WX3S2oJkZtxBklXK0U20xbevc25vz3YRqr3jlBzqRS71wlmclw43qTAzLIRA5jnyJ0D0dhVcvyQp4/s400/pekerja-gondola-tewas-terjatuh-dari-lantai-18.jpg



2.2.10 Sistem Penangkal Petir.
Pada bangunan tinggi untuk penangkal petirnya menggunakan sistem penangkal petir elektrostatis, ini merupakan penangkal petir modern dengan menggunakan sistem E.S.E (Early Streamer Emision). Sistem E.S.E bekerja secara aktif dengan cara melepaskan ion dalam jumlah besar ke lapisan udara sebelum terjadi sambaran petir.
 Pelepasan ion ke lapisan udara secara otomatis akan membuat sebuah jalan untuk menuntun petir agar selalu memilih ujung terminal penangkal petir elektrostatis ini dari pada area sekitarnya. Dengan sistem E.S.E ini akan meningkatkan area perlindungan yang lebih luas dari pada sistem penangkal petir konvensional. Berikut ini adalah perbandingan penangkal petir elektrostatis dengan penangkal petir konvensional.
a)      Penangkal Petir Konvensional
§  Membutuhkan banyak kabel
§  Daerah perlindungan terbatas, area perlindungan hanya sebatas air terminal yang melekat pada bangunan.
§  Lebih mahal bila diterapkan untuk area perlindungan yang luas.
§  Membutuhkan banyak arde.
§  Membutuhkan banyak air terminal di atap
§  Akan memiliki kecenderungan mengganggu estetika bangunan rumah anda.
§  Bentuk ujung terminal yang runcing dalam jumlah banyak akan sangat berbahaya bagi petugas pemeliharaan gedung atau pekerja yang bekerja di atap.
b)      Penangkal Petir Elektrostatis
§  Hasil gambar untuk PENANGKAL PETIRTidak banyak membutuhkan komponen maupun kabel
§  Area perlindungan lebih luas antara 50-150 m
§  Lebih murah untuk area perlindungan yang luas
§  Pada umumnya hanya membutuhkan 1 arde.
§  Hanya membutuhkan 1 terminal untuk radius tertentu.
§  Perawatan dan pemasangan pada bangunan yang mudah.Merupakan pilihan yang tepat dan tidak mengganggu estetika bangunan anda.
§  Bertindak sebagai pencegah interferensi perangkat komunikasi anda.
§  Lebih aman bagi pekerja yang akan melakukan perawatan.
Dari perbandingan diatas maka untuk area perlindungan luas antara radius 50-150 m penangkal petir elektro statis merupakan pilihan yang tepat dan lebih murah dibandingkan penangkal petir konvensional.

Hasil gambar untuk sistem penangkal petirHasil gambar untuk sistem penangkal petir
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Dari seluruh sistem utilitas yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa suatu bangunan bertingkat dengan segala kompleksitas aktifitas manusia yang berada di dalamnya ketika beroperasi tentunya membutuhkan integrasi dari seluruh sistem utilitas agar fungsi dari suatu bangunan dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan dan dapat meningkatkan tingkat kenyamanan, keamanan dan keselamatan bagi pengguna bangunan tersebut dan di sekitarnya. Dapat pula dilihat bahwa suatu sistem utilitas saling berpengaruh terhadap sistem lainnya yang dalam hal ini perlu dilakukan secara berkala proses pemeliharaan dan pengawasan terhadap sistem tersebut bagi pihak pengelolah bangunan.
Disamping itu di era modern sekarang ini telah ada sistem yang dapat memonitoring sebagian besar utilitas tersebut oleh satu perangkat yang sering disebut Building Management System (BMS) sehingga dapat dengan mudah memonitoring terhadap masalah-masalah yang terjadi dari salah satu sistem utilitas dalam suatu bangunan.



DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

karakteristik struktur pembentuk jembatan

MACAM-MACAM STRUKTUR PEMBENTUK JEMBATAN Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melaluirintangan yang ber...